DAKWAH LEWAT INTERNET? Why Not!

>> Senin, 12 Januari 2009

Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan mendunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat. Pun, internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan/industri maupun pemerintah. Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Pada tahun 1995 tercatat pengguna internet sebanyak 16 juta orang dan tahun 2008 melonjak menjadi 1 Miliar. Bahkan diperkirakan pada tahun 2010 akan menjadi 1,6 Miliar. Di Indonesia sendiri per tanggal 31 Desember 2007, pengguna internet berjumlah sekitar 20 juta, dengan pertumbuhan pengguna dari tahun 2000 hingga 2007 sekitar 900%.
Dengan besarnya pertumbuhan internet di tanah air khususnya dan dunia umumnya, maka sudah saatnya untuk melirik dan menjadikannya sebagai sarana dakwah.

Dakwah Lewat Dunia Maya
Perkembangan teknologi komunikasi telah melalui perubahan yang cukup signifikan sejak awal generasi. Saat ini, nyaris tidak ada lagi batasan bagi manusia untuk dapat berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Perkembangan informasi tidaklah menunggu hari, jam, atau menit, bahkan dalam hitungan detik terdapat ribuan informasi baru di internet.
Lalu, apa sajakah yang telah dicapai oleh umat Islam saat ini? Teknologi apa sajakah yang dapat di manfaatkan para dai? Apa yang akan diharapkan dari teknologi komunikasi di masa depan? Pertanyaan-pertanyaan ini hanyalah segelintir pemikiran yang ingin dijawab oleh penulis di makalah ini.
Setidaknya ada beberapa fasilitas internet yang dapat digunakan dai dalam menyebarkan dakwahnya:
1.Blog
Blog adalah kependekan dari Weblog. Seringkali blog digunakan untuk menyebut website pribadi yang selalu diupdate (perbaharui) secara terus-menerus dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik, dan disertai komentar-komentar pemilik blog dan pengunjungnya.
Pada awal kemunculannya, blog hanya digunakan untuk menulis catatan harian ataupun jurnal pribadi secara online di internet. Bahkan tak jarang yang menggunakannya hanya sekedar sebagai “diary online”. Topik bahasannya pun sesuai dengan hobi atau minat blogger (baca: tukang ngeblog).
Namun beberapa tahun terakhir blog mulai mengalami pergeseran fungsi dari sejak pertama kali dikenal. Para blogger mulai menggunakannya untuk mempublikasikan bisnis, koleksi foto, video, dan tak sedikit yang mulai fokus terhadap satu objek informasi, misalnya politik, web design, olah raga, kesehatan, jurnalistik, dll.
Sebagian aktivis dan pegiat dakwah pun mulai memanfaatkan teknologi untuk kemajuan dakwah. Sebagai contoh ketika mengetikkan “blog dakwah” di google.com akan muncul 1.970.000 hasil pencarian.
Hal ini wajar sebab sejak diperkenalkan (1997) hingga sekarang, terdapat jutaan weblog. Bahkan setiap harinya tumbuh sepuluh ribu blog baru. Pada saat ini saja terdapat puluhan penyedia layanan untuk pembuatan blog secara gratis. Prasyaratannya pun tidak sulit, tidak harus mengerti bahasa pemrograman atau web design. Hanya dibutuhkan kemauan dan sedikit kejelian untuk mempelajari cara pembuatannya.
Adapun beberapa keuntungan kita memiliki blog adalah :
Memperluas dakwah
Tempat Apresiasi Hasil Tulisan
Publikasi Kajian
Memperluas Hubungan
dll
Di bawah ini beberapa alamat penyedia blog yang dapat diakses:
www.blogger.com, www.blogsome.com, www.multiply, www.xanga.com, www.blogdrive.com, www.blog.com, www.wordpress.com, www.dagdigdug.com

2.Milis
Mailing list atau lebih dikenal dengan milis merupakan kelompok diskusi di mana setiap orang berbincang tentang topic yang mereka inginkan dan dapat berlangganan dan berpartisipasi di dalamnya. Untuk menjadi anggota hanya disyaratkan mendaftarkan diri ke salah satu milis dengan menggunakan e-mail.
Setelah terdaftar sebagai member, anggota dapat membaca e-mail kiriman anggota milis kemudian mengirimkan balasannya apabila berminat. Kita bisa mengirimkan satu email kepada seluruh anggota milis hanya dalam satu kali kirim.
Berdasarkan topic diskusi, milis ada bermacam-macam. Ada milis umum, seperti milis bagi penulis lepas, dunia jurnalistik, teknologi, dan yang lainnya. Ada juga milis islami yang membahas berbagai masalah agama, seperti tafsir, fiqh, aqidah, dakwah, dan lainnya.
Tidak cukup sekedar menjadi anggota, bahkan kita dapat membuat milis sesuai dengan kebutuhan. Tentunya sebagai dai yang ingin menyebarkan dakwahnya dapat membuat milis yang berkaitan dengan dakwah yang ditekuni sekaligus kita akan menjadi moderatornya. Dari milis inilah kita dapat menyampaikan pemikiran kita kepada para anggota milis.
Misalnya saja untuk melawan penyebaran JIL (Jaringan Islam Liberal), dapat dibuat milis dengan nama “TERAPI_JIL”, “ANSHORUS_SUNNAH”, atau nama lainnya yang representative.
Salah contoh forum dakwah yang terdapat di internet adalah forum yang beralamatkan islam_bersatu@yahoogroups.com. Ini merupakan forum diskusi umat Islam yang tidak membedakan latarbelakang kepentingan, kelompok, golongan maupun aliran pemikiran. Forum ini merupakan forum diskusi bebas yang menampung diskusi muammalah, fiqih, syariah, kajian tafsir & hadits, perbandingan agama, serta berbagai masalah aktual lainnya yang biasa dihadapi umat Islam sehari-hari. Motto mereka adalah “Mari kita tegakkan syiar & dakwah Islam, kebenaran pasti akan menang & kebathilan pasti akan terkalahkan.”
Dan pada saat ini sudah banyak sekali milis yang turut serta dalam dakwah islam. Ketika penulis mencoba mencari kata “dakwah” di “Yahoo! Groups” (salah satu penyedia layanan milist) terdapat 1110 hasil pencarian. Hasil yang cukup menggembirakan. Ternyata, banyak pegiat dakwah yang sudah mulai mengepakkan sayap dakwahnya melalui jalur ini.
Selain alamat milis di atas masih banyak alamat milis dakwah yang memiliki cukup banyak member. Di antaranya :
media-dakwah@yahoogroups.com, dakwah@yahoogroups.com,
buletin_dakwah@yahoogroups.com, sabiq_itb2007@yahoogroups.com,
Diari_Dakwah@yahoogroups.com, Fosil-MMIT@yahoogroups.com,
grahadakwah@yahoogroups.com.
3.Forum Diskusi
Bila digambarkan forum diskusi adalah layaknya suatu tempat di mana terdapat ruangan-ruangan diskusi yang terpisah, dan tiap-tiap ruangan mempunyai topik diskusi yang berbeda-beda. Di setiap ruangan itu bisa terdapat lebih dari satu orang yang saling bertukar pendapat atau pikiran. Jadi kita memberikan pendapat kita ke semua orang yang ada di ruangan tersebut.
Yang membedakan antara forum diskusi dan milis adalah sarana yang digunakan. Milis menggunakan e-mail sebagai alat komunikasi. Interaksi dilakukan dengan mengirimkan email ke e-mail moderator kemudian diteruskan ke e-mail anggota secara otomatis. Begitu pula untuk menjawab atau berkomentar.
Sedangkan forum diskusi menggunakan layanan web. Interaksi forum dilakukan di satu alamat WWW ( World Wide Web) tertentu. Untuk bertanya, menjawab, dan berkomentar anggota haruslah mengunjungi alamat tersebut. Setiap anggota bisa meletakkan artikel-artikel atau pendapat-pendapatnya sehingga dapat dilihat dan dibaca oleh semua orang.
Di internet terdapat ribuan forum dakwah. Pencarian dengan mengkhususkan halaman yang memiliki judul “forum dakwah” menghasilkan 7080 hasil pencarian. Ini merupakan pencarian di halaman berbahasa Indonesia dan belum menggunakan bahasa Inggris, bahasa Arab, dan yang lainnya. Padahal tidak sedikit forum-forum semisal yang tersebar di internet dari berbagai negara. Para mujahidin pun mulai menggunakan media dakwah ini dalam menyebarkan fikroh jihadinya. Tak mau kalah para penyebar kebathilan pun turut menggunakannya dalam menyebarkan kesesatan.
Kita tidak sekedar dapat menjadi anggota forum diskusi saja, bahkan kita dapat mengelola forum diskusi dakwah semisal. Dengan sarana ini kita dapat ikut menyebarkan dakwah islamiyah dan meng-counter pemikiran “nyeleneh” dan yang menyimpang dari islam.
Berikut ini beberapa alamat forum diskusi dakwah yang dapat dijadika sample (contoh) dalam pembuatan forum semisal: http://an-nuur.org, http://blog.assunnah.web.id, http://www.kajianislam.net, http://hudzaifah.org, www.kajianislam.net, dan yang lainnya.
4.Wikipedia
Berbagi pengetahuan di internet merupakan hal yang wajar. Bahkan sudah menjadi tradisi para pengguna internet. Salah satu cara untuk berbagi pengetahuan yang dimiliki adalah dengan membuat tulisan di website ensiklopedia terbuka seperti Wikipedia.
Wikipedia sendiri merupakan ensiklopedi digital terlengkap yang ada di dunia maya. Bila diibaratkan, wikipedia layaknya perpustakaan digital yang mendunia. Kapanpun dan di manapun berada setiap orang dapat mengaksesnya. Oleh karenanya wikipedia sering dijadikan rujukan bagi para netter (pengguna internet) ketika mencari istilah atau suatu masalah.
Padahal tidak semua yang ada di dalamnya benar. Hal ini disebabkan setiap orang diperbolehkan untuk mengisinya. Atas dasar itulah, seorang dai dapat memanfaatkannya dengan memberikan memberikan tulisan, ataupun istilah-istilah Islami. Yang mana istilah islami seringkali diputarbalikkan oleh mereka yang memusuhi Islam. Dengan meng-counter lewat tulisanlah dai ikut berkontribusi dalam menjaga pemahaman umat.
5.Email
Electronic Mail atau yang lebih dikenal dengan e-mail secara bahasa adalah “surat elektronik”. Pada dasarnya konsep email adalah seperti kita mengirim surat dengan pos biasa, hanyasanya pengirim dan penerima berada dalam jaringan internet, tidak di dunia nyata. Pengiriman email pun sangatlah cepat. Hanya dalam hitungan detik seseorang sudah dapat menerima dan mengirim email ke mana pun di dunia ini. File yang dapat dikirim pun bermacam-macam, mulai program, video, audio, gambar, graphic, dan lain sebagainya.
Oleh karenanya email merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak digunakan di Internet. Hal ini karena email merupakan alat komunikasi yang paling murah dan cepat. Dengan email kita dapat berhubungan dengan siapa saja yang terhubung ke internet di seluruh dunia dengan biaya pulsa local. Bahkan pada masa sekarang email mampu menggeser telepon dan fax.
Hal ini terbukti dengan lonjakan pengguna email di seluruh dunia sekitar 138 % dari 505 juta pengguna di tahun 2000 dan meningkat menjadi 1,2 miliar di tahun 2005.
Selain fungsi dasar email yang digunakan untuk mengirim dan menerima surat, email memiliki beberapa fungsi lain yang menunjang kegiatan dakwah. Di antaranya:
Mendaftar sebagai pemilik weblog/ blog
Mendaftar sebagai anggota milis atau pengelola milis
Mendaftar sebagai anggota forum atau pengelola forum

Pada saat ini banyak situ yang menyediakan layanan email gratis. Situs-situs tersebut antara lain : www.yahoo.com, www.astaga.com, www.plasa.com, www.lycos.com, www.bolehmail.com, www.eudoramail.com, www.mail.google.com

Penutup
Pada saat ini media merupakan alat yang sangat efektif untuk menyihir opini publik. Kedustaan dan kebatilan dapat disulap menjadi kejujuran di mata masyarakat. “Seribu dusta adalah kejujuran” begitulah orang menyebutnya. Artinya kedustaan jika diungkapkan seribu kali, maka opini orang akan yakin terhadap kebenaran suatu kedustaan.
Maka berangkat dari hadits nabi  :“Demi Allah, sungguh jika Allah memberikan hidayah kepada seorang laki-laki melalui perantaramu lebih baik dari pada engkau mendapatkan khumrin ni’am (unta merah)”1, marilah kita berlomba-lomba menggunakan sarana yang telah Allah sediakan untuk mendapatkan kebaikan yang banyak. Baik kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat.
Sebagai alat, pada awalnya internet bersifat netral tergantung siapa pemakainya. Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi bak pisau bermata dua. Di satu sisi, keberadaan internet sebagai sumber informasi dapat menjadi lahan dakwah bagi para dai. Namun di sisi lain, terdapat sisi negatif penggunaan internet yakni dengan meningkatnya angka degradasi moral. Oleh karenanya, dalam menghadapi derasnya arus teknologi maka selayaknya kita harus pandai memilah dan memilih. Sikap proporsional haruslah dikedepankan.
Terlepas dari madhorot sebagian penggunanya, bukan berarti kita meninggalkan semuanya. “Ma la yudroku kulluhu la yutroku jullahu” (apa yang tidak didapatkan seluruhnya maka tidak ditinggalkan sebagiannya). Wallahu a’lam bis showab.

Referensi:
Al Hikmah fi ad da’wah ilallah, Sa’id bin Ali bin Wahf al Qohthony, maktabah Malik Fahd Al Wathoniyah, Cetakan ketiga Syawal 1317 H/ 1997 M.
Shohih Bukhori, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al Bukhori al Ju’fi, Darus Salam linnasyr wat tauzi’, Riyadh, Cetakan pertama 1417 H / 1997 M.
Shohih Muslim, Imam Abi Al Husain Muslim bin Hijaj bin Muslim Al Qusyairi an Nisabury, Darus Salam lin nasyr wat tauzi’, Riyadh, Cetakan Pertama Robiul Awwal 1419 H / 1998 M.
Musnad Imam Ahmad, Imam Hafidz Abi Abdillah Ahmad bin Hambal, Baitul Afkar Ad Dauliyyah, Cetakan tahun 1419 H / 1998 M.
Sunan An Nasai as Shughro, Imam Hafidz Abi Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan an Nasai, Darus Salam lin nasyr wat tauzi’, Riyadh, Cetakan Muharram 1420 H / April 1999 M.
Sunan Abi Daud, Imam Hafidz Abi Daud Sualiman bin al Asy’ats as Sajestani al Azdi, Dar Ibn Hazm, Cetakan pertama 1419 H / 1998 M.
Majalah chip Edisi 06 Juni 2008
www.google.com

Read More..

HIDUP TANPA MASALAH ?

Mana ada manusia yang hidup di dunia ini hidup tanpa masalah. Rasanya hal itu mustahil. Secara kasat mata orang gila mungkin tidak punya masalah. Pergi ke sana dan kemari tidak perlu memikirkan orang lain. Apabila lapar makanan cukup meminta atau mencari di tong sampah tanpa perlu memikirkan untuk menyimpan makanan dan yang lainnya. Padahal kegilaannyalah yang menjadi masalah utama baginya.
Begitu juga orang kaya. Ketika harta sudah tidak perlu dicari akan tetapi datang dengan sendirinya, diapun belum tentu bahagia. Kekayaan yang ada belum tentu bisa dinikmati seluruhnya. Makan makanan ada pantangannya, keluarga yang kurang harmonis, dan permasalahan lainnya.
Sesungguhnya manusia hidup tidak pernah lepas dari masalah. Mulai sejak lahir hingga mati permasalahn hidup datang silih berganti. Bahkan sesudah mati pun manusia akan menghadapi masalah yang baru lagi yakni ditanya dua malaikat di alam kubur. Sesudah hari kebangkitan, manusia digiring ke Padang Mahsyar untuk menghadapi masa penghisaban. Setiap amal perbuatan dan perkataan akan dipertanggungjawabkan.
Namun apakah permasalahan itu akan kita biarkan dan tidak kita selesaikan? Dalam menghadapi masalah kita haruslah mampu bersikap “dewasa”, walau kadang cukup disikapi dengan diam. Diam satu sisi memiliki nilai positif. Contohnya saja daripada marah dan melampiaskan kemarahannya tidak pada tempatnya lebih baik diam. Namun bukan berarti setiap permasalahan cukup dengan berdiam diri. Kita haruslah tetap mencari solusi.
Di sini saya bukan memberikan solusi bagaimana menjadikan hidup tanpa masalah, karena hal mustahil. Tetapi saya hanya ingin menghibur diri sendiri. Hadapi masalah tanpa masalah! (emang pegadaian   )

Read More..

TAK SEKEDAR PERANG ANTAR NEGARA

26 Desember 2004 terjadi musibah Tsunami. Semua orang berbondong-bondong untuk menolong. Ribuan relawan berdatangan ke Nangro Aceh Darussalam. Miliaran rupiah dana dikumpulkan. Ratusan truk bantuan makanan didatangkan. Puluhan container bantuan baju layak pakai disumbangkan. Dan itu semua dilakukan atas nama kemanusian.

Namun sekarang, bagaimana dengan keadaan saudara kita di Palestina. Mereka adalah saudara muslim dan saudara seiman. Ikatannya melebihi ikatan saudara sedarah. Yangmana rasul menggambarkan bagaikan satu tubuh. Apabila ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lainnya pun akan merasa sakit. Namun apakah sakit yang mereka rasakan sudah kita rasakan pula?
Saat ini di belahan bumi Palestina kaum muslimin sedang dibantai oleh Israel laknatullah (semoga Allah melaknat mereka). Berita terakhir telah jatuh korban lebih dari 700 orang dan yang terluka melebihi 3000 orang. Jumlah ini akan terus bertambah selama perang masih berlanjut. Jumlah yang sangat besar untuk suatu pembantaian. Lantas apakah kita hanya tinggal diam saja? Apakah kita hanya melihat saja? Mana bukti bahwa kita bersaudara!
Bahkan yang sangat disayangkan, masih ada orang yang mengatakan ini hanyalah perang antar Negara. Perlu kita ketahui, perang yang terjadi antara Palestina dan Israel pada saat ini bukanlah sekedar perang antar Negara. Tetapi ini adalah perang antara kebenaran dan kebatilan. Perang antara kaum muslimin dan kaum Zionis Yahudi Israel laknatullah ‘alaihim (semoga Allah melaknat mereka). Inilah bukti kebenaran firman Allah :
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan sekali-kali orang-orang yahudi dan nashrani tidak akan pernah ridha kepada kalian sehingga kalian mengikuti agama mereka”.
Mari kita kerahkan apa yang mampu kita sumbangkan bagi saudara kita di Palestina, baik harta, doa, atau apapun yang mampu kita berikan!!

Read More..

Pentingnya Ketelitian Dan Ketenangan Dalam Dakwah

Pendahuluan
Sesungguhnya segala puji bagi Allah ta’ala. Kita senantiasa memuji-Nya. Meminta pertolongan-Nya. Memohon ampunan-Nya. Berlindung kepada-Nya dari segala keburukan jiwa kita. Dan dari kejelekan amal-amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk tiada baginya orang yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan-Nya maka tiada baginya seorang pemberi petunjuk.

Oleh : Shoimung Qorib


Aku bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhamamad  adalah hamba dan utusanNya. Tiada Nabi dan Rasul setelahnya. Amma ba’du
Allah Ta’ala berfirman,
”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. 3:102)
”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” (QS. 33:70)
”niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. 33:71)
Allah ta’ala menciptakan manusia di dunia ini tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah semata. Sebagai mana firmanNya,
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. 51:56)
Inilah tujuan utama diciptakannya manusia. Tujuan ini sifatnya tidak memaksa. Artinya manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih beribadah kepada-Nya atau beribadah kepada selain-Nya. Karena itulah Allah memberi bekal kepada manusia berupa telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan membaca, akal untuk berpikir dan hati untuk merasakan dan menentukan pilihan.
Walaupun demikian, Allah tidak membiarkan manusia untuk menentukan sendiri pilihannya. Dengan rahmatNya Allah mengutus para Nabi dan Rasul. Membekali mereka dengan Kitab Suci dan Al-Hikmah. Mereka diutus untuk membimbing umat manusia. Menyeru kepada Tauhidulloh yaitu mengikhlaskan ibadah kepada Allah Ta’ala.
Para rasul adalah wali-wali Allah di muka bumi. Manusia pilihan yang dibekali kemampuan luar biasa dalam berbagai hal. Jujur, Cerdas, amanah, bijaksana adalah di antara sifat-sifat mereka. Allah senantiasa membimbing mereka sehingga tiada seorang pun dari mereka yang tersesat.
Selanjutnya Allah memerintahkan mereka untuk mendakwahkan dien ini kepada manusia dengan cara yang paling baik. Oleh karena itu, yang paling paham dengan kondisi manusia setelah Allah adalah para rasul. Sedangkan orang yang paling mulia di antara rasul-rasul adalah Muhammad .
Rasululloh  adalah orang yang paling paham kondisi umat manusia. Maka dalam setiap langkah dakwahnya beliau senantiasa menyesuaikan dengan kondisi mereka. Tidak heran jika dakwah yang beliau jalani menuai hasil yang sangat memuaskan. Selain dari kondisi yang demikian juga dikarenakan yang membimbing beliau  adalah Allah .

Pengertian hikmah dan urgensinya
Menurut bahasa hikmah bisa diartikan adil, ilmu, lemah lembut, nubuwwah, al qur’an atau injil. Atau juga bisa diartikan mendapatkan kebenaran dengan ilmu dan akal. Sedangkan menurut istilah syar’i hikmah adalah benar dalam perkataan dan perbuatan dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Masalah Al-hikmah ini tentunya menjadi perkara yang sangat penting dalam berdakwah. Karena jika seorang da’i tidak membekali dirinya dengan Al-hikmah dalam dakwahnya akan sangat sulit mencapai tujuan yang diharapkan.
Allah berfirman,

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. 16:125)
Katakanlah:"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. 12:108)

Macam-Macam Hikmah
1.Hikmah Ilmiyah Nazhoriyah, yaitu mengetahui inti dari segala sesuatu. Dan pengetahuan terhadap hubungan sebab akibat.
2.Hikmah Amaliyah, yaitu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Hikmah Nazhoriyah kembalinya kepada ilmu dan pemahaman. Sedangkan hikmah amaliyah berkaitan dengan perbuatan yang adil dan benar. Hikmah tidak akan mungkin keluar dari dua hal ini. Karena kesempurnaan seorang manusia adalah dalam dua hal. Mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Inilah yang disebut ilmu yang bermanfaat dan amal sholih.

Derajat Hikmah
1.Memberikan segala sesuatu haknya, tidak melanggar batas-batasnya, tidak menyegerakannya dan tidak mengakhirkannya.
2.Mengetahui keadilan Allah dalam ancamannya, kebaikan Allah dalam janjinya dan keadilan Allah dalam hukum-hukum syar’i-Nya yang berkaitan dengan makhluk-Nya.
3.Bashirah, yaitu kuatnya pemahaman, kecerdasan dan ilmu.
Bashirah ini berkaitan dengan apa yang akan didakwahkannya, keadaan masyarakat dakwahnya dan bagaimana cara berdakwah kepada masyarakat.

Jalan Untuk Memperoleh Hikmah
Al-hikmah adalah hadiah yang sangat besar dari Allah  yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Namun hikmah ini tidak diperoleh begitu saja tanpa adanya usaha dalam mendapatkannya. Maka seorang Da’i haruslah menempuh suatu jalan yang akan mengantarkannya kepada hikmah. Maka beruntunglah orang-orang yang telah Allah beri hikmah.
”Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (QS. 2:269)
Di antara jalan-jalan yang akan mengantarkan seorang Da’i kepada Al-hikmah adalah: ilmu yang bermanfaat, kelemah lembutan, ketenangan, kehalusan budi pekerti, ikhlas dan takwa. Sabar, kebijaksaan, mengamalkan ilmunya, istiqomah, mengambil pelajaran dari pengalaman, jihad terhadap hawa nafsu dan syetan, tingginya kemauan, adil, do’a, istikharah meminta keputusan kepada Allah. Dan hendaknya ia memahami rukun-rukun dakwah, yaitu; apa yang akan ia dakwahkan, keadaan mad’u dan metode dalam berdakwah.

Rukun Hikmah
1.Al-Ilmu
Ilmu adalah rukun Hikmah yang paling penting. Karena itulah Allah memerintahkan hamba-Nya dan mewajibkannya hamba-Nya untuk menguasai ilmu sebelum perkataan dan perbuatan. Allah berfirman,
”Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mu'min, laki-laki dan perempuan.Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. 47:19)
Maka wajib bagi para Da’i untuk membekali dirinya dengan ilmu sebelum ia berdakwah di masyarakat. Tentunya dalam hal ini yang diutamakan adalah ilmu dien. Sedangkan ilmu dunia hanyalah sebagai penunjang demi tercapainya tujuan dakwah.
2.Al-Hilmu
Al-hilmu adalah kemampuan menguasai diri di saat marah. Maka Al-hilmu ini berada di antara marah dan ketidak pedulian.
3.Al-Anatu
sifat tenang dan teliti dalam menghadapi segala macam urusan serta tidak tergesa-gesa. Hal ini sangat dibutuhkan dalam mengarungi jalan dakwah. Sikap seperti inilah yang akan membawa kepada tujuan yang diinginkan. Sedangkan sikap yang gegabah dan tergesa-gesa hanya akan menjauhkan kita dari tujuan yang diharapkan dalam dakwah.

PENTINGNYA AL-ANATU DALAM DAKWAH
Definisi Al-Anatu
Menurut bahasa al-anatu berarti tenang, konsisten dan tidak tergesa-gesa. Bisa juga diartikan sebagai suatu sikap yang penuh perhitungan dan berada di antara ketergesaan dan kelambatan.1
Al-Anatu merupakan salah satu gambaran dari sifat sabar. Dimiliki oleh orang-orang yang berakal dan orang-orang yang mempunyai keteguhan hati. Berbeda dengan sifat tergesa-gesa yang merupakan ciri orang-orang bodoh dan bersikap gegabah. Sikap tergesa-gesa ini menunjukkan bahwa pelakunya tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam dirinya.
Sikap lamban dan lambat juga berbeda dengan Al-Anatu. Karena sikap lambat ini biasanya dimiliki para pemalas dan sering menganganggap remeh setiap urusan. Orang yang demikian biasanya tidak memiliki kemampuan dalam mengatur gerak langkahnya dalam berdakwah demi terwujudnya tujuan yang diharapkan dalam berdakwah. Atau tidak memiliki ‘Azm (kemauan) yang tinggi yang menuntut idealisme. Bahkan sebaliknya ridho dengan kehinaan serta lebih mengutamakan kesenangan dirinya karena kemalasannya dalam menjalankan kewajiban.
Para juru dakwah hendaknya menyadari pentingnya sifat Al-Anatu dalam menghadapi segala urusan yang berkaitan dengan dakwah. Karena Al-Anatu merupakan salah satu dari rukun dakwah. Sehingga ia mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan suatu perkara. Serta mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Tergesa-gesa dalam dakwah hanya akan menimbulkan banyak kesalahan, tergelincir dalam berbagai kesulitan serta kekacauan. Akhirnya semua itu menghambat tercapainya tujuan yang diinginkan. Barang siapa tergesa-gesa dalam suatu hal sebelum waktunya maka dia tidak akan mendapatkannya. Begitu juga sikap lambat dan malas tentunya akan membuat semakin jauhnya seorang da’i dengan tujuan yang hendak dicapai.
Al-Anatu tidak terpaku pada tempat dan waktu tertentu. Namun ia bersifat fleksibel. Di kala seorang Da’i dituntut untuk bersegera dalam menangani suatu urusan, maka ia menyelesaikannya dengan cepat pula. Begitu pula sebaliknya, jika tuntutan dakwah mengharuskan ia untuk bersikap tenang, tidak terburu-buru maka dia harus bersikap demikian. Dua hal ini tidak melenceng dari sikap Al-Anatu.

Masru’iyyah Al-Anatu
Tergesa-gesa merupakan sikap yang dicela dan dilarang dalam islam. Begitu juga sikap lambat dan malas. Sementara Al-Anatu (tenang dan tidak tergesa-gesa) sangat dipuji dalam islam. Bahkan dianjurkan bagi para Da’i dalam membina umat islam dan dalam menyikapi bermacam-macam urusan.
Allah ta’ala berfirman sebagai bentuk pembinaan dan pelajaran bagi Nabi Muhammad ,
لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهإِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُفَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
“janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, atas tanggungan kamilah penjelasannya.” (QS. Al Qiyaamah : 16-19)

Jadi seorang Da’i haruslah tenang dan tidak tergesa-gesa dalam menghadapi segala urusan yang berkaitan dengan dakwah. Karena ia adalah orang yang pertama kali berkewajiban mengamalkan perintah Allah terutama dalam mengamalkan ketenangan dan ketelitian dalam menghadapi semua urusan. Sehingga ketika ia mendapatkan berita dari seseorang tidak terburu-buru membenarkannya sebelum menelitinya terlebih dahulu dengan baik dan tidak terburu-buru. Dengan ini akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menentukan sikap.
Maka seorang juru dakwah, jika ia mengetahui akan akibat dari setiap gerak langkahnya ia akan selamat dari penyesalan. Ini tidak bisa diwujudkan kecuali ia benar-benar mempelajari semua perkara yang ia hadapi dengan teliti.
Ketika ia mendapati suatu hal yang merupakan petunjuk dan kebenaran maka ia melangkahkan kakinya. Namun jika ia mendapatkan sesuatu itu adalah suatu kebatilan yang menyesatkan bahkan ia hanya persangkaan-persangkaan yang salah, maka ia berhenti sampai jelas baginya kebenaran.
Namun apa yang kita dapati hari ini sangatlah memprihatinkan. Banyak saudara kita dari kalangan juru dakwah tidak bisa bersikap tenang dalam berdakwah dan terkesan terburu-buru. Ketika ia mendengar suatu kabar dari berbagai media, baik televisi, koran, radio, internet, atau media yang lain, ia cepat-cepat menyimpulkan tanpa meneliti kembali kabar yang ia peroleh. Sehingga tidak sedikit didapati berita yang lebih valid namun tidak sesuai dengan apa yang ia simpulkan. Sehingga mereka mengalami penyesalan dan kerugian karena ketergesaannya dalam menyimpulkan suatu berita.
Ada beberapa hal yang termasuk dari sikap tergesa-gesa dan tidak teliti. Di antaranya adalah tergesa-gesa untuk mendapatkan pujian ataupun celaan sebelum melalui jalannya. Terburu-buru mengatakan sesuatu tanpa diolah dalam pikirannya terlebih dahulu. Berfatwa tanpa mengetahui kedudukan dalil yang digunakan untuk menguatkan fatwanya tersebut. Dan semua itu hanya akan mengakibatkan pelakunya memetik buah berupa kebingungan dan penyesalan.
”dan manusia mendo'a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo'a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”(QS. 17:11)
Mengingat pentingnya ketenangan dalam berdakwah ini Allah  memerintahkan hamba-hamba-Nya dalam memerangi orang-orang kafir—yang merupakan wasilah dakwah yang paling mulia—pun harus disertai dengan sikap tenang, penuh ketelitian dan tidak tergesa-gesa.
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu :"Kamu bukan seorang mu'min"(lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 4:94)

Maka perkara bisa dibagi menjadi dua:
Pertama, perkara yang sudah jelas, maka hal-hal yang sudah jelas tidak perlu diteliti ulang.
Kedua, perkara yang belum jelas, maka ia harus dicari kebenaran dan kejelasannya. Dan ketika kita bisa bersikap tenang—insya Allah—akan mendatangkan banyak faidah. Juga menjaga umat islam dari ketergelinciran. Serta dengannya bisa diketahui akal, dien dan keteguhan seseorang.

Belajar dari Rasulullah 
Suatu ketika Usamah bin Zaid dan beberapa sahabat diutus oleh Rasulullah  untuk memerangi orang-orang kafir. Masuklah ia dan pasukan muslimin ini ke dalam kaum tersebut pada pagi hari kemudian memerangi mereka. Di tengah-tengah peperangan itu ia dan beberapa sahabat dari kalangan Anshor menjumpai seorang laki-laki dari kaum tersebut. Ketika mereka hendak membunuhnya, laki-laki tadi mengucapkan kalimat ”laa ilaaha illallah”. Maka orang-orang Anshor menahan diri mereka dan tidak membunuhnya. Namun Usamah bin Zaid membunuhnya dengan tombaknya.
Ketika mereka sampai di madinah, kabar ini sampai kepada Rasulullah , maka beliau bertanya kepada Usamah bin Zaid. ”wahai Usamah apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan ”laa ilaaha illallah”? Usamah menjawab, ”ya Rasulullah ia mengatakannya karena hendak melindungi dirinya semata.” Rasulullah  pun mengulangi perkataannya, ”apakah kamu membunuhnya setelah ia mengucapkan kalimat ”laa ilaaha illallah.” beliau mengulanginya terus menerus. Sehingga usamah bin zaid berangan angan ” seandainya aku belum masuk islam waktu itu. (HR. Al-bukhori)2
Perhatian rasulullah dalam masalah al-anatu ini juga nampak ketika beliau memerangi orang-orang kafir. Atau ketika beliau mengutus pasukan untuk memerangi orang-orang kafir. Beliau senantiasa menawarkan kepada orang-orang kafir yang hendak diperangi dengan tiga hal.
1.masuk islam dan hijroh
2.tetap kepada kekafiran namun harus membayar jizyah sebagai bentuk kehinaan.
3.perang3
Rasulullah  juga mengajarkan umatnya untuk senantiasa mengamalkan sikap al-anatu ini. Ini bisa dilihat dari beberapa hadits di bawah ini.
”jika shalat sudah didirikan, janganlah kalian mendatanginya dengan lari-leri kecil (tergesa-gesa). Datangilah dengan berjalan dan hendaklah kalian tenang. Apabila kamu mendapatkannya maka sholatlah. Dan jika kamu ketinggalan maka sempurnakanlah.”4 (Al-Bukhori)
”jika shalat sudah selesai dikerjakan, janganlah kalian berdiri sebelum kalian melihatku keluar.”5 (Muslim)
Rasulullah  mengatakan kepada ’Asyaj:
إن فيك خصلتان يحبها الله الحلم والأناة (مسلم)
“sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang Allah cintai; lemah lembut dan tenang tidak tergesa-gesa.”6
Para rasul  adalah manusia-manusia pilihan yang paling sempurna akhlaknya. Mereka adalah orang-orang yang sempurna ketenangan dan ketelitian. Sedangkan manusia yang paling mulia di antara mereka adalah Rasulullah Muhammad .

Belajar dari Nabi Sulaiman 
Suatu hari nabi sulaiman  mengumpulkan pasukannya baik dari golongan jin, mausia dan juga Binatang mereka semua berkumpul. Namun ketika nabi sulaiman  memeriksa para burung, beliau tidak mendapati burung Hudhud yang pergi tanpa izin dari beliau .
Nabi sulaiman  adalah seorang raja yang sangat tegas dan disiplin dalam mengatur rakyatnya. Maka di hadapan para pasukannya beliau mengancam untuk memberi hukuman kepada burung Hudhud yang telah pergi tanpa izinnya. Hal ini supaya tidak menjadi contoh yang jelek bagi orang-orang sesudahnya. Karena mereka yang melanggar peraturan akan dikenai sangsi yang berat.
Namun demikian Nabi sulaiman  bukanlah seorang raja yang bengis dan bertindak semena-mena. Maka beliau bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam menghadapi masalah ini. Bahka beliau mencari tahu alasan kenapa hudhud pergi tanpa izin darinya.
Setelah burung Hudhud datang beliau menanyakan alasan kenapa ia pergi tanpa izin. Ketika mendengar alasan dari Hudhud yang kuat maka Nabi Sulaiman  melepaskan Hudhud.
Kisah ini telah Allah abadikan dalam al qur’an
”Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata:"Mengapa aku tidak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. (QS. 27:20)
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang". (QS. 27:21)
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata:"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. (QS. 27:22)
Seorang Da’i, jika ia bisa bersikap tenang dan teliti dalam menghadapi segala urusannya maka ia telah mengamalkan salah satu rukun hikmah. Namun ketenangan dan ketelitian ini tidak hanya berlaku atas ucapan dan perbuatannya saja. Tapi juga berlaku atas hatinya. Baik itu pendapat-pendapatnya, angan-angannya, panca indranya atau dalam ia memutuskan suatu hukum.
”Dan janganlah kamu mengucapkan apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (QS. 17:36)
Maka seorang Da’i lisannya tidak akan berbicara dan meriwayatkan hadits. Akalnya tidak akan menentukan suatu hukum dan tidak menetapkan sesuatu kecuali ia telah meneliti dan melihat setiap bagian-bagiannya, kesamaran yang terdapat di dalamnya, serta melihat hasil yang akan didapatkan. Sehingga nampak baginya kebenaran dan hilanglah semua syubhat-syubhat.
Pada tataran tertentu seorang da’i yang istiqomah terhadap ketetapan-ketetapan ini mampu mencapai derajat ketenangan, hikmah dan kebenaran yang paling tinggi.

Hal-hal yang mengharuskan sikap tergesa-gesa dijauhi
Hal-hal yang mengakibatkan sikap tergesa-gesa dijauhi di antaranya adalah orang yang tergesa-gesa biasanya tidak melihat akibat-akibat dari perbuatannya; ketergesaan adalah bersumber dari syetan, sedangkan syetan adalah musuh yang harus dijauhi, karena ia selalu membawa kepada sikap waswas sehingga manusia tidak lagi bisa bersikap tenang dan teliti yang akhirnya orang yang tergesa-gesa ini akan mengalami kegagalan dan kehancuran.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa sikap tergesa-gesa yang dicela dalam islam adalah dalam hal selain ketaatan yang tidak desertai ketelitian dan tiadanya kekhawatiran meninggalkannya. Oleh karena itu dikatakan oleh sebagian salaf, ”janganlah tergesa-gesa, karena tergesa-gesa dari syetan.” maka ada yang mengatakan :”jikalau demikian kenapa Musa  mengatakan :"Itulah mereka telah menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Rabbnku, agar supaya Engkau ridho (kepadaku)". (QS. 20:84)

Kesimpulan
Tidak semua sikap tergesa-gesa atau bersegera itu tercela. Ada beberapa pengecualian yaitu dalam hal-hal yang sudah jelas dan tidak ada di dalamnya syubhat maka diperbolehkan untuk bersegera.
”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS. 21:90)
Dari Sa’ad bin Abi Waqqas radhiyallohu ’anhu. Al-A’masyi berkata, ”Dan saya tidak mengetahuinya kecuali dari rasululloh 
”ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam segala sesuatu adalah baik kecuali dalam amalan akhirat.”7 (HR. Abu Daud)
Dari sini diketahui bahwa tenang dan tidak terburu-buru dalam segala sesuatu sangatlah terpuji dan baik. Kecuali pada hal-hal yang berkaitan dengan urusan akhirat. Berarti bersegera dalam hal yang berkaitan dengan urusan akhirat dibolehkan dengan syarat menjaga batasan-batasan yang telah Allah tetapkan. sehingga bersegera itu dalam hal-hal yang benar-benar dicintai oleh Allah. Wallahu a’lam
Maraji’
1.al-qur’anul karim dan terjemahannya
2.al hikmah fie da’wah ilalloh, said ibn ’aly ibn wahf al qahthany
3.kamus al-munawwir arab-indonesia
4.zaadul ma’ad, ibnu qoyyim al-jauziyah

Read More..

Arrahmah.Com - Technology

Arrahmah.Com - International

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP